Friday, 08 November 2019 17:07

Dosen FEBI IAIN Pekalongan seminar penelitian Kolaboratif Internasional Di Riyadh Saudi Arabia

Written by

Dalam Rangka Riset Kolaboratif Internasional, 3 (tiga) dosen PTKIN melakukan presentasi di Riyad Kerajaan Saudi Arabia guna menyelesaikan tugas Riset Penelitian klaster Kolaboratif Internasional dengan tema “Daurul Auqaf fi Tahqiqi at-Tanmiyah al-Mustadamah : Dirasat Muqaranah baina at-Tajribah as-Suudiyah wa Indonesia” (Peran wakaf dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan:  Studi Komparatif  antara Saudi Arabia dan Indonesia).  Tim yang terdiri dari 3 (tiga) dosen Perguruan Tinggi Keagaman Islam Negeri, mempresentasikan hasil risetnya dalam sebuah seminar di hadapan para ahli di bidang wakaf dan berbagai disiplin keilmuan lainnya di Center For Research and Intercommunication knowledge Riyadh Saudi Arabia, pada hari selasa, 29 Oktober 2019 jam 14.00 WAS.

Tim terdiri dari Dr. Yuli Yasin Dosen Fakultas Dirasat Islamiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Zawawi Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Pekalongan dan Dr. Muhammad Irfan Helmy Dosen IAIN Salatiga.

Dalam pemaparannya, Yuli menyampaikan bahwa tantangan terbesar dalam pengembangan wakaf di Indonesia adalah masih minimnya literasi masyarakat indonesia tentang fiqih wakaf, sehingga wakaf belum membudaya di kalangan masyarakat awam. Minim pengetahuan fiqh wakaf juga masih didapati pada wakif dan nazhir. Wakif memilih nazhir yang tidak dapat mengelola aset wakaf, sehingga wakaf terbengkalai dan tujuan wakif tidak terealisasi. Harta wakaf yang kebanyakan berupa tanah juga menjadi tantangan lain, tanah wakaf yang tidak strategis tentu tidak mudah mengelola dan mengembangkannya. Dengan berbagai tantangan yang ada, Indonesia tetap optimis akan perkembangan wakaf ke depan dengan adanya berbagai peluang. Di antara peluang tersebut adalah bonus demografi yang terjadi di Indonesia hingga tahun 2030. Ledakan jumlah penduduk berusia produktif merupakan potensi besar kemunculan wakif-wakif baru. Kesadaran agama masyarakat Indonesia  yg semakin baik juga disebut Yuli sebagai peluang, demikian juga  dengan literasi fiqih wakaf yang semakin meningkat. Didukung dengan regulasi wakaf yang kini sedang terus dikembangkan.

Dr. Zawawi menjelaskan model-model pengembangan wakaf di Indonesia dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan berkelanjutan yang berjumlah 17 dan menjadi gagasan PBB diantaranya adalah bidang pendidikan, pengentasan kemiskinan, penanggulangan kelaparan, penyediaan lapangan kerja yang layak, kesehatan. Adapun Dr. Muhammad Irfan Helmy menjelaskan tentang potensi Sumber Daya Manusia Perguruan Tinggi Agama Islam dalam rangka mengembangkan manajemen wakaf di tanah air.

Sementara itu pula, Dr. Yahya bin Junaid sebagai Direktur Center For Research and Intercomunication knowledge Riyadh menjelaskan tentang problematika pengembangan wakaf di Saudi Arabia yang hampir sama dengan apa yang terjadi di Indonesia.

Dalam kesempatan itu, hadir pula sebagai narasumber salah satu pakar wakaf Saudi Arabia Dr. Turki Abdullah yang menjelaskan perbandingan manajemen wakaf antara Negara-negara Arab dengan beberapa Negara di Eropa, termasuk faktor-faktor kemajuan wakaf di beberapa Negara Eropa diantaranya wakaf di beberapa Universitas di Eropa.

Kegiatan seminar ini dihadiri oleh para peneliti Center For Research and Intercomunication knowledge Riyadh, para tamu undagan dan para pejabat Kedutaan Besar Republik Indonesia di Riyadh. Kedua belah pihak baik Indonesia maupun Saudi Arabia berkomitmen untuk saling mendukung pengembangan wakaf di kedua Negara.