Monday, 02 March 2020 17:07

DOSEN FEBI IAIN PEKALONGAN DESIMINASIKAN MODERASI BERAGAMA DI STABN RADEN WIJAYA WONOGIRI

Written by

Sabtu, 29 Februari 2020, Komunitas Mahasiswa Buddhis (KMB) Wonogiri yang terdiri dari dua organisasi yaitu Himpunan Mahasiswa Buddhis (HIKMAHBUDHI) Wonogiri dan BEM Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Raden Wijaya Wonogiri mengadakan diskusi lintas agama dengan Tema “Perjumpaan Buddhis Muslim : Perkuat Moderasi Beragama”. Dalam Acara tersebut pihak panitia mengundang bapak Muhammad Khoirul Fikri, M.E.I. yang merupakan salah satu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Insitut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan dan bapak Manggala Wiriya Tantra, S.Pd.B, M.Pd yang merupakan dosen Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Raden Wijaya Wonogiri. Rangkaian acara meliputi Pembukaan, Acara Inti (kongkow), dan penutup,. Pada acara ini diketuai oleh Saudara Yudhi selaku ketua cabang HIKMAHBUDHI Wonogiri masa bhakti 2019-2021, dalam sambutanya mengatakan bahwa “ Sebagai mahasiswa hendaknya kita harus menjaga dan merawat kerukunan beragama khususnya di Wonogiri”.

Acara kongkow tersebut diikuti oleh Pemuda Muslim Wonogiri yaitu STAIMAS (Sekolah Tinggi Agama Islam Mulya Astuti) Wonogiri, PPI (Purna Paskibraka Indonesia) Wonogiri, dan dihadiri perwakilan dari Polres Wonogiri. Acara ini berjalan dengan kondusif, lancar, dan antusiasme peserta sangat baik yang dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan kepada kedua pemateri. Tujuan dari kegiatan ini untuk memperkuat moderasi beragama antar mahasiwa yang ada di Wonogiri dan juga menjaga toleransi antar umat beragama di Wonogiri. Peserta diharapkan mampu menjaga toleransi antar umat beragama di Indonesia dan khususnya di wilayah Wonogiri, dan juga mampu membentuk forum kerukunan antar umat beragama mahasiswa atau pemuda Wonogiri. Dalam kongkow tersebut bapak Muhammad Khoirul Fikri, M.E.I menyampaikan  tentang pentingnya persatuan dan kesatuan diawali dengan menjelaskan bagaimana proses para pahlawan berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia, sehingga negara Indonesia dapat berhasil merdeka tentunya tidak lepas dari peran para pahlawan yang bersatu melawan para penjajah dan kemerdekaan ini didapatkan bukan secara gratisan, akan tetapi dengan perjuangan yang sangat berat. Oleh karenanya dengan kerukunan antar umat beragama dapat menciptakan persatuan dan kesatuan sehingga tidak mudah dipecah belah, yang terpenting saling menghargai perbedaan. Selain itu narasumber pertama yang akrab dengan sapaan Fikri menuturkan “Yang sama jangan dibeda-bedakan dan  yang beda jangan disamakan” artinya bahwa kita hidup di Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara, kita memiliki keyakinan yang berbeda tentunya hal tersebut tidak dapat dipaksakan untuk sama. Setiap agama mengajarkan kebaikan dan teruslah melakukan kebaikan karena apabila orang melakukan kebaikan tidak ditanya agamanya apa.

Dalam kegiatan tersebut bapak Muhammad Khoirul Fikri, M.E.I. berpesan kepada peserta yang hadir untuk membentuk forum diskusi atau forum kerukunan umat beragama dalam tingkat mahasiswa dan pemuda di Wonogiri. Sedangkan bapak Wiriya Tantra, S.Pd.B, M.Pd menjelaskan mengenai moderasi, yaitu satu sama lain menghargai perbedaan. Kemudian menjelaskan konsep yang sama dalam buddhis ada konsep “Niroda” dimana kita tidak saling melekati,  sedangkan dalam islam dikenal konsep “Zuhud”.

Dalam kongkow ini diharapkan memberikan pemahaman pentingnya sebagai mahasiswa dan pemuda harus memperkuat moderasi beragama antar pemuda dan mahasiswa di Indonesia dan khususnya di Wonogiri. Dengan berkumpulnya beberapa organisasi kepemudaan dan mahasiswa dapat segera terbentuknya forum kerukunan beragama antar  pemuda atau mahasiswa di Wonogiri.